Selasa, 29 Januari 2013

Polisi


Pak Polisi

Ini terjadi hari selasa tgl 29 januari 2013 jam 04.30 sore.  Saat saya akan berangkat ke batam center mau rekaman di sebuah radio swasta
untuk tayangan esok harinya. Kalo biasanya saya langsung on air setiap hari rabu mulai jam 02.00 siang sampai jam 03.00. berhubung ada perubahan sistem di sekolah, dari boarding school yang jam belajarnya Cuma sampai abis dhuhur ke fullday school yang belajarnya sampai jam empat sore, akhirnya siaranya jadi tidak bisa live, makanya saya datangnya  selasa, untuk siaran hari rabunya.
Sejak dari pagi, saya sudah harus persiapan. Karena klo udah naik siaran, yang dengerin dari mana-mana, bahkan siaranya sampai bisa didengar dari singapura dan malaysia. Makanya tatkala selesai sholat asar, saya langsung ambil start biar tidak kemalaman.sebenarnya jarak antara batam center dengan rumah tinggal saya lumayan agak jauh. Tapi karena saya naik motor maka bisa lebih cepat sampai, Itupun motor pinjaman.
Di batam ini, sebenarnya saya masih tergolong baru, KTP sayapun masih KTP luar batam. Jadi masih banyak kendala yang saya hadapi. Belum lagi saya masih harus menyesuaikan  dengan kehidupan di batam yang serba mahal. Bayangkan; klo di luar batam bayam seikat hanya Rp. 1000, tapi klo di batam sistimnya main timbang, bayam seikat kira –kira setengah kilo.  Harganya berkisar 6000-7000. Kalo dah mulai tanggal tua, saya Cuma bisa bersabar dan bertahan, klo dah terpaksa Cuma bisa cari-cari peluang tuk gali lobang alias cari-cari utang untuk bertahan hidup di Batam.
Makanya, pada hari selasa tgl 29 januari 2013 jam 04.30 saya berangkat ke batam center untuk siaran di sebuah radio swasta hanya bawa duit duapuluh ribu rupiah . itupun uang pinjam dari teman tuk jaga-jaga klo nanti ban bocor,atau kehabisan bensin di jalan. Waktu itu saya bak kuda balap keluar dari kandangnya. Motor saya paling lambat jalan 80 km perjam. Beratus-ratus mobil kulalui, beribu-ribu motor ku lewati. Akhirnya sampailah di lampu merah simpang jam, depan rumah sakit awal bros. Pas di situ lampu merah.
Dalam benak saya kenapa lampu merahnya lama kali ya.....sambil menahan perasaan risau,karna nggak nyampai-nyampai, rupanya saya lupa klo saya nggak lengkap. Karna saya belum punya SIM. Bukan Surat Ijin Meningkah, tapi  Surat Ijin Mengendarai. Kalo SIM yang pertama ma sudah punya. Makanya untuk cari SIM yang kedua tu belum kesampaian sampai sekarang. Lha untuk jajan anak saja setiap hari paling nggak ya lima ribu, itupun untuk berdua, belum lagi kebutuhan – kebutuhan yang lain. Makanya untuk cari SIM yang kedua belum terpikirkan. Sebenarnya terpikirkan sih sudah, Cuma masih dalam angan –angan nanti klo sudah ada rezeki lebih memang ada niatan untuk cari itu.
Saya akui saya salah, berkendara tapi nggak punya SIM, bahkan menurut agama aja itu juga salah, karena Allah perintahkan dalam Al Qur’an kita harus taat pada Pemerintah dan aturan-aturanya. Apalagi itu maslahatnya kembali kekita juga. Mungkin kita sering dengar ocehan orang “ peraturan di buat untuk di langgar, kalo saya nggak “ peraturan di buat untuk di taati”. Cuma karena keadaan yang sudah saya ceritakan tadi, saya Cuma bisa bilang “ bagaimana lagi ? saya mohon maaf ya pak “.
Pas lampu merah itu berubah warna, saya langsung tancap gas. Tak peduli sama mobil-mobil dan motor-motor di kanan kiriku. Yang penting cepet nyampai. Baru berjalan sekitar 300 meter. Alah maaaaaak.....Betapa kagetnya saya; ternyata di depan sudah berjejer bapak-bapak polisi mengarahkan semua motor yang lewat untuk belok ke halaman ruko sebelah, untuk di periksa kelengkapan surat-suratnya. Tanpa pikir panjang, motor langsung saya belokkan ke trotoar dan  berhenti. Saya gak tau harus kemana biar selamat, sementara saya di kejar waktu. Belum lagi jalan belokan di depan juga sudah di jaga sama bapak polisi. Pikir saya, terpaksa saya harus balik melawan arah, pelan-pelan tak apalah sambil ketakutan ,jangan –jangan sudah di kejar sama pak polisi ( maklum  sadar akan kesalahan jadi ketakutan hahaha , makanya lengkapi bro, yalah InsyaAlloh , doakan lah semoga banyak rizki saya, biar cepat punya SIM,  mau cari SIM lha motor aja belum punya mas). Baru jalan sekitar 10 meter rupanya sudah ada pak polisi di samping saya nyuruh balik,( mati aku!!! ). Akhirnya aku balik juga, sambil berpikir dan  mengeluh ; aduh nasib-nasiiiib, dah motornya pinjem, gak punya SIM, kena razia , di Batam lagi, katanya sih klo di Batam nih, gak ada SIM ya dua ratus ribu minimal. Maaaak, klo dua puluh ribu ma  ada pak, itupun saya tak bisa beli bensin, klo abis mesti ndorong, alah maaaak jauhnya jalanku nanti, nggak mungkin juga ngebon bensin di galon kan ? mending Cuma bensin, klo jalan turun masih bisa di naikin. Lha klo bocor, amit2 jabang bayi jangan terulang lagi laah.
Akhirnya saya ikut antrian berpuluh puluh motor yang bakalan di periksa surat-suratnya. Sambil menahan rasa dag dig dug dalam hati, saya keluarkan STNK dari dompet. Saya pun minta maaf atas kesalahan saya yang kurang lengkap. Rupanya pertolongan Allahpun datang, bapak polisi bilang “ pak, klo ada rizki nanti buat SIM ya pak ?” saya pun ngangguk nganggukan kepala tanda setuju seribu kali. Kata pak polisi “ silahkan jalan ! akhirnya saya pun terbengong bengong, saya di suruh jalan, lha urusan duitnya ? setahu saya kalo dah urusan sama pak polisi ujung-ujungnya ya duit. ( pak saya gak punya duit, saya Cuma ada dua puluh ribu ); rupanya pak polisi itupun nggak pedulikan saya dan sibuk kembali memeriksa puluhan motor yang sudah ngantri di belakang saya. Saya langsung jalan, dan sambil berjalan  saya bergumam  dalam hati, “ Ya Alloh, terimakasih ya Alloh, engkau mudahkan urusanku; maka  mudahkanlah urusan bapak polisi tadi yang telah memudahkan urusanku”, Amiiiin. Hanya doa itu yang bisa aku katakan dalam hati sepanjang perjalannku sampai di stasion radio yang ku tuju. 
Teman, Rosulullah SAW, bersabda : " barang siapa yang memudahkan urusan seorang muslim di dunia ini, niscaya Allah SAW akan memudahkan urusanya di hari kiamat nanti. di hari kiamat nanti, semua orang merasa katakutan, sampai ngerinya keadaan waktu itu bapak lupa terhadap anak, ibu lupa terhadap anak, anak lupa sama orang tua, semua sibuk sendiri-sendiri. maka berbahagialah nanti di akhirat bagi setiap orang yang mau memudahkan urusan orang lain di dunia ini, semoga Allah memudahkan urusanmu, amiin.

1 komentar: