Sabtu, 23 Februari 2013


GARA-GARA UANG  PALSU


(( apa salah saya ??!!! “. Sempat juga ia tanyakan kepada petugas tersebut, tapi di jawabnya “ nanti saja di jelaskan di kantor “.))



Si Fulan namanya,  seorang remaja yang rajin belajar  sambil bekerja, untuk membantu kedua orang tuanya, juga untuk meraih cita-citanya. Ia ingin seperti teman-teman sebayanya, sekolah yang tinggi, dapat pekerjaan yang mapan, gaji besar, bisa pergi kesana kemari banyak pengalaman.
          Suatu hari, ketika ia pulang dari jalan-jalan sendirian, tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah bungkusan plastik yang ia lewati. Dengan penuh penasaran, ia ambil bungkusan plastik tersebut. Dan, setelah ia buka bungkusan itu, betapa kagetnya ia bercampur dengan kegembiraan. Ternyata, dalam bungkusan itu di temukan uang ratusan ribu, dan setelah ia hitung-hitung uang itu ternyata sebanyak 25 juta rupiah. Kemudian ia simpan uang itu, sambil menunggu-nunggu siapa tahu nanti ada orang yang mencarinya. Atau mungkin di umumkan dalam radio, koran, atau tv. Ia simpan uang itu tanpa di beri tahu kepada siapapun dari keluarganya.
          Sudah setengah bulan lamanya ia menanti. Tapi tak kunjung tiba pengumuman yang ia tunggu, atau iseng-iseng ada orang yang merasa kehilangan uang, kemudian ia kembalikan uang itu dengan harapan dapat sedikit imbalan darinya. Dan ia pun belum berani menggunakan uang tersebut sama sekali. Setelah lewat 20 hari, baru muncul ide dalam pikiranya  untuk memakai uang tersebut, Tapi ia tak tau untuk apa. Akhirnya, ia putuskan untuk jalan-jalan ke kota besar, mencari pengalaman seperti teman-temannya. Mulai dari situlah kota impianya selalu terbayang, naik pesawat, rekreasi, tidur di hotel, makan enak dan seabrek keinginan sudah tertulis dalam benaknya.
          Keesokan harinya, ia bergegas pergi menuju travel untuk memesan tiket keberangkatan pesawat hari itu juga. Dalam angan – angannya, dia sudah terbang melayang ke kota impiannya. Setelah registrasi selesai, ia menyodorkan uang ratusan ribu yang masih baru, tanda kesepakatan  pembelian tiket. Tapi, dari pihak travel tak kunjung memberikan fotokopian tiket yang telah di sepakati, justru dia bilang “ pak tunggu sebentar ya ? “. 15 menit adalah waktu yang sangat lama buat sebuah penantian, fulan masih sabar menanti. Setelah beberapa menit kemudian, betapa kagetnya dia  karena datang tiga orang berseragam polisi menangkapnya. Sejuta pertanyaan muncul dalam hatinya “ apa salah saya ???? “. Sempat juga ia tanyakan kepada petugas tersebut, tapi di jawabnya “ nanti saja di jelaskan di kantor “. Setelah sesampainya di kantor iapun di interogasi, tapi hasil akhir menunjukkan bahwa ia tertuduh mengedarkan uang palsu dan akhirnya iapun harus mendekam di rumah tahanan.
          Teman, sebenarnya kejadian itu terjadi pada si fulan secara tidak sengaja, iapun tidak tahu kalau uang itu ternyata uang palsu. Memang, dia tidak meneliti, apakah itu uang asli atau uang palsu. Tapi paling tidak, janganlah kejadian itu menimpa pada kita. Kasihan si fulan, yang seharusnya ia sampai pada tempat  impiannya, ternyata ia sampai di tempat yang menyengsarakannya. Walaupun ini hanyalah sebuah ilustrasi dari penulis ,Paling tidak kita harus tahu perbedaan antara uang asli dan uang palsu.
          Biar tidak rumit di antara ciri-ciri uang asli ( uang kertas ) itu adalah sebagai berikut :
1.      Ada tanda air. Jika di terawang akan nampak.
2.     Ada benang pengaman yang di tanam di tengah-tengah kertas uang kertas . bisa nampak jika di terawang atau dengan sinar ultra violet.
3.     Blind code : akan terasa apabila di raba di bagian tertentu.
4.    Gambar sakling isi. Yaitu gambaryang menghasilkan gambar yang sama di muka maupun di belakang. Dan masih ada lagi ciri-ciri uang asli yang jika kita teliti, insya Allah kita akan bisa membedakan mana uang asli dan mana uang palsu. Sehingga kita tidak terjerumus ke dalam rumah tahanan yang menyengsarakan.
Teman, maukah anda memakai uang palsu dalam transaksi anda ?
Tentu saja jawabnya tidak, tidak, dan tidak. Karena tidak ada orang yang mau sengsara mendekam di bui tahanan. Dalam masalah ini jika ada orang yang di nasihati dia tidak akan membantah dengan “ ini urusanku dengan aparat, dan bukan urusanmu “. Karena ia sadar telah terbukti bersalah.
     Teman, melalui tulisan singkat ini, saya ingatkan  agar selalu berhati-hati, karena banyak bermacam-macam pemalsuan. Ada alamat palsu, uang palsu, data palsu, merek palsu, identitas palsu, spare part palsu, bahkan sampai pada amalan palsu. Haaah..... bingungkan ! masak sih ada amalan palsu ?.
Kita sebagai seorang muslim, di beri nikmat oleh Allah Azza Wajalla secuil nikmat kehidupan dunia ini bukan untuk foya-foya tak tentu arah. Tapi semua itu sudah di atur oleh Allah Azza Wajalla dengan tujuan yang mulia. Yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Allah berfirman dalam surat Adz Dzariyaat : 56
(( وما خلقتُ الجن والإنس إلا ليعبدون ))
“ Dan tidaklah Aku ( Allah ) ciptakan jin dan manusia itu kecuali untuk beribadah kepada-Ku “
          Manusia dan  jin, di ciptakan oleh Allah bukan untuk sekedar urusan duniawi, makan, minum, tidur. Tapi, untuk tujuan yang lebih jauh dari itu, yaitu untuk beribadah  ( mentauhidkan )  Allah yang telah menciptakannya. Dan, tatkala Allah memerintahkan hambanya untuk beribadahpun, bukan hanya sekedar perintah. Tapi, Allah jelaskan tatacaranya juga, baik melalui firman-firman-Nya dalam Al Qur’an, maupun melalui lisan Rosul-Nya dalam hadist-hadist shohihnya, apa bacaannya, kapan waktunya, berapa jumlahnya, ada yang bersifat kusus maupun umum. Makanya, beribadah kepada Allahpun juga tidak boleh sembarangan atau asal-asalan. Kita punya suri tauladan, kita punya panutan. Kalau panutan kita tidak menjalankan suatu amalan tertentu, maka jangan di amalkan. Karena, berarti itu amalan palsu. Karena, amalan itu tidak resmi dari Allah dan Rosul Nya. Karena Allah telah menyempurnakan agama-Nya ini, berarti agama islam sudah tidak membutuhkan tambahan-tambahan dan pengurangan-pengurangan.
          Jadi, untuk mengetahui amalan itu asli atau tidak, tinggal tengok apakah ada perintah dari Allah dalam Al Qur’an atau ada dalil dari Rosulullah  serta di amalkan para sahabat apa tidak. Kalau tidak ada berarti amalan itu adalah amalan palsu. Jika amalanya palsu, maka tidak akan membawanya ke sebuah tempat impian ( surga ) tapi justru akan menjerumuskannya ke dalam tempat kesengsaraan ( neraka ). Padahal waktu mengamalkanya di dunia ia yakin dapat pahala, yang bisa mengantarkanya ke dalam surga. tapi ternyata ...............
Hati-hatilah wahai kawan , jangan pakai prinsip “ urusan di terima atau tidak,  itu urusan Allah, bukan urusanmu “. Jangan sampai kita berhati-hati dalam urusan uang saja, biar tidak tertipu dengan uang palsu,tapi kita juga harus berhati-hati dalam masalah amalan, biar tidak tertipu dengan amalan palsu yang sekarang banyak beredar juga. Lebih baik orang itu sadar sebelum masuk bui, dan juga sadar sebelum maut menghampiri.
Amalan yang aslipun juga harus memenuhi persyaratan, paling tidak ada dua hal.
1.      Ikhlas . amalan itu di amalkan harus di landasi dengan keihklasan karena Allah Azza Wajalla, bukan karena yang lain.
2.     Mutaba’ah. Yaitu mengikuti contoh dari Rosulullah r maupun para sahabatnya.
Itulah amalan yang baik. Amalan yang baik itu adalah amalan yang akan bermanfaat bagi orangnya di dunia dan akhirat. Amalan yang di landasi ikhlas saja, tapi tidak mutaba’ah, itu bukan amalan yang baik. Dan amalan yang mutaba’ah, tapi tidak ikhlas itu juga bukan amalan yang baik. Jadi amalan yang baik harus ada dua syarat tersebut. Makanya, jangan yang penting banyak beramal, sementara syarat-syaratnya tidak mengena. Untuk apa banyak beramal, jika amalannya adalah amalan yang palsu. Amalan yang asli lebih bermanfaat di banding amalan yang palsu. itulah kenapa Allah r menyebutkan dalam al qur’an surat al mulk : 2 dengan kalimat
(( ليبلوكم أيكم أحسن عملا )
“ untuk menguji kalian, manakah di antara kalian yang paling  baik amalanya. Dan bukan (( ليبلوكم أيكم أكثر عملا )) untuk menguji kalian, manakah di antara kalian yang paling banyak amalanya.
Makanya teman, banyakpun ia tapi kalo tidak baik menurut syaratnya justru akan menyengsarakan pelakunya. Jangan sampai nanti di akhirat amalan itu jadi debu berterbangan tiada guna, seperti yang sudah Allah jelaskan dalam surat Al Furqon : 23 ini
وقدمنا إلى ماعملوا من عمل فجعلناه هباء منثورا ( الفرقان : 23 )
“  Dan Kami ( Allah ) hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan”. ( QS. Al Furqon : 23 ).
Mau........ hati-hati dengan kepalsuan !.

         

         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar