GARA-GARA
UANG PALSU
(( apa salah saya ??!!! “. Sempat juga ia tanyakan kepada
petugas tersebut, tapi di jawabnya “ nanti saja di jelaskan di kantor “.))
Si Fulan namanya, seorang remaja yang rajin belajar sambil bekerja, untuk membantu kedua orang
tuanya, juga untuk meraih cita-citanya. Ia ingin seperti teman-teman sebayanya,
sekolah yang tinggi, dapat pekerjaan yang mapan, gaji besar, bisa pergi kesana
kemari banyak pengalaman.
Suatu
hari, ketika ia pulang dari jalan-jalan sendirian, tiba-tiba matanya tertuju
pada sebuah bungkusan plastik yang ia lewati. Dengan penuh penasaran, ia ambil
bungkusan plastik tersebut. Dan, setelah ia buka bungkusan itu, betapa kagetnya
ia bercampur dengan kegembiraan. Ternyata, dalam bungkusan itu di temukan uang
ratusan ribu, dan setelah ia hitung-hitung uang itu ternyata sebanyak 25 juta
rupiah. Kemudian ia simpan uang itu, sambil menunggu-nunggu siapa tahu nanti
ada orang yang mencarinya. Atau mungkin di umumkan dalam radio, koran, atau tv.
Ia simpan uang itu tanpa di beri tahu kepada siapapun dari keluarganya.
Sudah
setengah bulan lamanya ia menanti. Tapi tak kunjung tiba pengumuman yang ia
tunggu, atau iseng-iseng ada orang yang merasa kehilangan uang, kemudian ia
kembalikan uang itu dengan harapan dapat sedikit imbalan darinya. Dan ia pun
belum berani menggunakan uang tersebut sama sekali. Setelah lewat 20 hari, baru
muncul ide dalam pikiranya untuk memakai
uang tersebut, Tapi ia tak tau untuk apa. Akhirnya, ia putuskan untuk
jalan-jalan ke kota besar, mencari pengalaman seperti teman-temannya. Mulai
dari situlah kota impianya selalu terbayang, naik pesawat, rekreasi, tidur di
hotel, makan enak dan seabrek keinginan sudah tertulis dalam benaknya.
Keesokan
harinya, ia bergegas pergi menuju travel untuk memesan tiket keberangkatan
pesawat hari itu juga. Dalam angan – angannya, dia sudah terbang melayang ke
kota impiannya. Setelah registrasi selesai, ia menyodorkan uang ratusan ribu
yang masih baru, tanda kesepakatan
pembelian tiket. Tapi, dari pihak travel tak kunjung memberikan
fotokopian tiket yang telah di sepakati, justru dia bilang “ pak tunggu
sebentar ya ? “. 15 menit adalah waktu yang sangat lama buat sebuah penantian,
fulan masih sabar menanti. Setelah beberapa menit kemudian, betapa kagetnya
dia karena datang tiga orang berseragam
polisi menangkapnya. Sejuta pertanyaan muncul dalam hatinya “ apa salah saya
???? “. Sempat juga ia tanyakan kepada petugas tersebut, tapi di jawabnya “
nanti saja di jelaskan di kantor “. Setelah sesampainya di kantor iapun di
interogasi, tapi hasil akhir menunjukkan bahwa ia tertuduh mengedarkan uang
palsu dan akhirnya iapun harus mendekam di rumah tahanan.
Teman,
sebenarnya kejadian itu terjadi pada si fulan secara tidak sengaja, iapun tidak
tahu kalau uang itu ternyata uang palsu. Memang, dia tidak meneliti, apakah itu
uang asli atau uang palsu. Tapi paling tidak, janganlah kejadian itu menimpa
pada kita. Kasihan si fulan, yang seharusnya ia sampai pada tempat impiannya, ternyata ia sampai di tempat yang
menyengsarakannya. Walaupun ini hanyalah sebuah ilustrasi dari penulis ,Paling
tidak kita harus tahu perbedaan antara uang asli dan uang palsu.
Biar tidak
rumit di antara ciri-ciri uang asli ( uang kertas ) itu adalah sebagai berikut
:
1.
Ada tanda air. Jika
di terawang akan nampak.
2.
Ada benang pengaman
yang di tanam di tengah-tengah kertas uang kertas . bisa nampak jika di
terawang atau dengan sinar ultra violet.
3.
Blind code : akan
terasa apabila di raba di bagian tertentu.
4.
Gambar sakling isi.
Yaitu gambaryang menghasilkan gambar yang sama di muka maupun di belakang. Dan masih
ada lagi ciri-ciri uang asli yang jika kita teliti, insya Allah kita akan bisa
membedakan mana uang asli dan mana uang palsu. Sehingga kita tidak terjerumus
ke dalam rumah tahanan yang menyengsarakan.
Teman, maukah anda memakai
uang palsu dalam transaksi anda ?
Tentu saja jawabnya tidak,
tidak, dan tidak. Karena tidak ada orang yang mau sengsara mendekam di bui
tahanan. Dalam masalah ini jika ada orang yang di nasihati dia tidak akan
membantah dengan “ ini urusanku dengan aparat, dan bukan urusanmu “. Karena ia
sadar telah terbukti bersalah.
Teman, melalui tulisan singkat ini, saya ingatkan agar selalu berhati-hati, karena banyak
bermacam-macam pemalsuan. Ada alamat palsu, uang palsu, data palsu, merek
palsu, identitas palsu, spare part palsu, bahkan sampai pada amalan palsu. Haaah.....
bingungkan ! masak sih ada amalan palsu ?.
Kita sebagai seorang
muslim, di beri nikmat oleh Allah Azza Wajalla secuil nikmat kehidupan dunia
ini bukan untuk foya-foya tak tentu arah. Tapi semua itu sudah di atur oleh
Allah Azza Wajalla dengan tujuan yang mulia. Yaitu untuk beribadah kepada-Nya.
Allah berfirman dalam surat Adz Dzariyaat : 56
(( وما خلقتُ الجن والإنس إلا ليعبدون ))
“ Dan
tidaklah Aku ( Allah ) ciptakan jin dan manusia itu kecuali untuk beribadah kepada-Ku
“
Manusia dan
jin, di ciptakan oleh Allah bukan untuk
sekedar urusan duniawi, makan, minum, tidur. Tapi, untuk tujuan yang lebih jauh
dari itu, yaitu untuk beribadah (
mentauhidkan ) Allah yang telah
menciptakannya. Dan, tatkala Allah memerintahkan hambanya untuk beribadahpun,
bukan hanya sekedar perintah. Tapi, Allah jelaskan tatacaranya juga, baik
melalui firman-firman-Nya dalam Al Qur’an, maupun melalui lisan Rosul-Nya dalam
hadist-hadist shohihnya, apa bacaannya, kapan waktunya, berapa jumlahnya, ada
yang bersifat kusus maupun umum. Makanya, beribadah kepada Allahpun juga tidak
boleh sembarangan atau asal-asalan. Kita punya suri tauladan, kita punya
panutan. Kalau panutan kita tidak menjalankan suatu amalan tertentu, maka
jangan di amalkan. Karena, berarti itu amalan palsu. Karena, amalan itu tidak
resmi dari Allah dan Rosul Nya. Karena Allah telah menyempurnakan agama-Nya
ini, berarti agama islam sudah tidak membutuhkan tambahan-tambahan dan
pengurangan-pengurangan.
Jadi,
untuk mengetahui amalan itu asli atau tidak, tinggal tengok apakah ada perintah
dari Allah dalam Al Qur’an atau ada dalil dari Rosulullah serta di amalkan para sahabat apa tidak. Kalau
tidak ada berarti amalan itu adalah amalan palsu. Jika amalanya palsu, maka
tidak akan membawanya ke sebuah tempat impian ( surga ) tapi justru akan
menjerumuskannya ke dalam tempat kesengsaraan ( neraka ). Padahal waktu
mengamalkanya di dunia ia yakin dapat pahala, yang bisa mengantarkanya ke dalam
surga. tapi ternyata ...............
Hati-hatilah wahai kawan ,
jangan pakai prinsip “ urusan di terima atau tidak, itu urusan Allah, bukan urusanmu “. Jangan sampai
kita berhati-hati dalam urusan uang saja, biar tidak tertipu dengan uang palsu,tapi
kita juga harus berhati-hati dalam masalah amalan, biar tidak tertipu dengan
amalan palsu yang sekarang banyak beredar juga. Lebih baik orang itu sadar
sebelum masuk bui, dan juga sadar sebelum maut menghampiri.
Amalan yang aslipun juga
harus memenuhi persyaratan, paling tidak ada dua hal.
1.
Ikhlas . amalan itu
di amalkan harus di landasi dengan keihklasan karena Allah Azza Wajalla, bukan
karena yang lain.
2.
Mutaba’ah. Yaitu mengikuti
contoh dari Rosulullah r
maupun para sahabatnya.
Itulah amalan yang baik. Amalan yang baik itu adalah amalan
yang akan bermanfaat bagi orangnya di dunia dan akhirat. Amalan yang di landasi
ikhlas saja, tapi tidak mutaba’ah, itu bukan amalan yang baik. Dan amalan yang
mutaba’ah, tapi tidak ikhlas itu juga bukan amalan yang baik. Jadi amalan yang
baik harus ada dua syarat tersebut. Makanya, jangan yang penting banyak beramal,
sementara syarat-syaratnya tidak mengena. Untuk apa banyak beramal, jika
amalannya adalah amalan yang palsu. Amalan yang asli lebih bermanfaat di
banding amalan yang palsu. itulah kenapa Allah r
menyebutkan dalam al qur’an surat al mulk : 2 dengan kalimat
(( ليبلوكم أيكم أحسن عملا )
“
untuk menguji kalian, manakah di antara kalian yang paling baik amalanya. Dan bukan (( ليبلوكم أيكم أكثر عملا )) untuk menguji kalian, manakah di antara kalian yang paling
banyak amalanya.
Makanya teman, banyakpun
ia tapi kalo tidak baik menurut syaratnya justru akan menyengsarakan pelakunya.
Jangan sampai nanti di akhirat amalan itu jadi debu berterbangan tiada guna,
seperti yang sudah Allah jelaskan dalam surat Al Furqon : 23 ini
وقدمنا إلى ماعملوا
من عمل فجعلناه هباء منثورا ( الفرقان : 23 )
“ Dan Kami ( Allah ) hadapi segala amal yang
mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan”.
( QS. Al Furqon : 23 ).
Mau........ hati-hati dengan kepalsuan !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar