" Jangan katakan aku tidak bisa, sebelum
mencoba; dan jangan katakan aku menyerah, sebelum berusaha".
Berawal dari sebuah pepatah ".........
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa ". dan motifasi dari Rosululloh bahwa " amal yang tak akan pernah putus adalah ilmu yang bermanfaat "; maka aku pingin menjadi seorang guru. Tapi, apa daya tangan tak sampai, atau bagaikan sebuah pepatah " bagaikan punuk merindukan bulan ".
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa ". dan motifasi dari Rosululloh bahwa " amal yang tak akan pernah putus adalah ilmu yang bermanfaat "; maka aku pingin menjadi seorang guru. Tapi, apa daya tangan tak sampai, atau bagaikan sebuah pepatah " bagaikan punuk merindukan bulan ".
Untuk menjadi seorang guru itu tidak mudah
dan tidak murah. dia harus selalu bekerja dengan pikiran baik sewaktu belajar
atau mengajar, belajarpun juga butuh biaya yang tidak sedikit,untuk meraih
level seorang guru. Rasanya sulit untuk merealisasikan cita2 itu.
Sementara aku di lahirkan dari daerah
perkampungan dan dari keluarga yang tidak mampu, di daerahku, orang yang bisa
sekolah sampai smu atau sampai kuliah hanya beberapa orang saja, dan itupun dari
mereka-mereka yang tergolong mampu. Aku hanya bisa gigit jari dan memendam
cita2 itu dalam hati. Setelah aku lulus SD berat bagi ortu untuk membiayaiku
sekolah di tingkat lanjutan pertama. Di tambah lagi adanya beban adik2ku yang
masih kecil2. Di saat keinginanku untuk sekolah masih membara, ada tetanggaku
yang baik hati untuk membantu meringankan beban keluargaku dan membantuku untuk
melanjutkan sekolah lagi.akhirnya keluarga dan akupun menerima tawaran itu,
tapi dengan syarat aku harus menjadi pembantu di rumah itu. kemudian aku sekolah di Mts Sabilul Khoirot, sambil belajar di PP Sabilul Khoirot Butuh Tengaran.
Yang paling aku ingat sampai sekarang adalah tatkala teman2 ku berangkat dengan menenteng tas dan buku, melambaikan tangan setiap pagi sembari olahraga dan menghirup angin segar di waktu itu, maka aku berangkat sekolah dengan menenteng buku di tangan kananku dan membawa bahkan memikul barang ( dagangan yang di titipkan oleh majikanku untuk di bawa ke penampungan ) di tangan dan pundak kiriku.di tambah dengan catatan barang belanjaan dipasar habis pulang sekolah.
Yang paling aku ingat sampai sekarang adalah tatkala teman2 ku berangkat dengan menenteng tas dan buku, melambaikan tangan setiap pagi sembari olahraga dan menghirup angin segar di waktu itu, maka aku berangkat sekolah dengan menenteng buku di tangan kananku dan membawa bahkan memikul barang ( dagangan yang di titipkan oleh majikanku untuk di bawa ke penampungan ) di tangan dan pundak kiriku.di tambah dengan catatan barang belanjaan dipasar habis pulang sekolah.
Di
rumah majikanku pekerjaan yang menumpuk sudah menungguku. Rasanya kebahagian di
waktu itu untuk bergabung dengan teman2ku telah di renggut oleh keadaanku.
Bahkan di tengah jalan aku hampir saja putus sekolah, tapi karena nasehat ortu
dan orang 2 yang sangat memperhatikan tuk kebaikanku, aku bisa bertahan dengan
keadaanku. Selama tiga tahun hal itu kulalui dengan penuh rasa suka dan duka.
Untuk melampiaskan masa2 laluku yang begitu terkekang, akhirnya aku memilih
untuk mencari pekerjaan, walaupun tawaran untuk melanjutkan sekolah selalu datang,
sementara gelora untuk melanjutkan sekolah masih tertanam kuat dalam hatiku. 2
tahun aku kerja kuli bangunan, kemudian pindah profesi jadi tukang kebun 2
tahun juga. Genap 4 tahun aku berhenti sekolah, tapi keinginan untuk
melanjutkan sekolah masih belum hilang dari diriku.Akhirnya aku bertekad
melanjutkan keinginanku.
Waktu kuberitahukan tekadku pada ortuku,
mereka terheran-heran, dengan berbagai alasan mereka tolak. Ternyata tekadku
lebih kuat, dengan baca bismilah akhirnya pada tahun ajaran baru aku beranikan untuk mendaftarkan diri disebuah sekolah ( MAN
II Tegal Rejo Salatiga ). Yang sebenarnya umurkupun sudah kelewat batas waktu
itu. Karena melihat tekadku yang begitu kuat akhirnya bapak guru dan ibu guru
yang baik2 di sekolah itupun memberikan kesempatan pada diriku untuk sekolah. Di
awal2 masuk, sebenarnya aku agak merasa kikuk, karena sudah 4 tahun aku tidak
pernah memakai seragam sekolah. Di
tambah umurku yang sebenarnya sudah tidak pantas memakai seragam abu2 itu. Tapi
lambat laun perasaan itu dihapus oleh kebiassan. Senang rasanya aku bisa
sekolah kembali, tapi di sisilain sebenarnya aku mengahadapi persoalan yang
tidak mudah.
Dari
segi biaya ortuku sudah lepas tangan, dan dari daya tangkap otakku sudah cuti
untuk memikirkan pelajaran2 yang aku akan aku hadapi. Dari segibiaya akhirnya
aku harus berjibaku dengan kerasnya kehidupan jalanan yang tak mengenal hukum
kecuali hukum rimba, yang kuat itulah yang menang. Dengan jualan asongan di daerah itu di tambah dengan
bantuan dari kakakku yang tercinta. Sembari dia memikirkan kebutuhan2 untuk
dirinya dan keluargaku, dia masih bisa membantuku sewaktu aku membuthkannya.
Sementara untuk mengahadapi pelajaran2
yang sulit disamping aku di bimbing oleh guru2ku yang baik2, aku juga selalu di
beri motifasi oleh teman baikku, dia namanya Muharningsih dari somowono, tapi
sekarang aku tak tau keberadaanya. Semoga usaha mereka menjadi catatan amal
yang baik di akhirat nanti. Itupun ku jalani selama 3 tahun sampai akhirnya aku
lulus dari sekolah tersebut.
Rasanya aku sangat senang sekali karena untuk
menggapai mimpiku untuk menjadi seorang guru semakin dekat bisa ku raih. Bagiku
itu adalah luar biasa, walaupun bagi orang lain itu adalah hal yang sepele.
Masa2 itulah aku bagaikan katak dalam tempurung. Aku tidak tahu komputer
kecuali hanya sekedar nama, apalagi fb, twitter, blogger. Ketik manual saja aku
tak pernah pegang. Karena sehabis pulang sekolah aku langsung pegang dagangan (
untuk mengasong ), tidak seperti teman2 ku yang lain, mungkin mereka pulng sekolah
pegang buku atau penunjang yang lain.
Habis lulus sekolah MAN II Tegal Rejo aku
bagaikan kuda yang lepas dari kandangnya. Langsung berkelana kemanapun kaki
ingin melangkah. Awal karir aku menjadi seorang guru ternyata di mudahkan oleh
Allah SWT, setelah lulus dari MAN II Tegal Rejo Salatiga, dalam perantauanku
sampailah aku di SDS Al Imam yang
beralamat di desa Pupunjul Cikembar Sukabumi. Sebuah lembaga pendidikan sosial
yang mayoritas murid2nya di datangkan dari Indonesia bagian timur. Walau serba
dengan keterbatasan ilmu akhirnya aku di suruh untuk bantu2 mengajar di kelas
5.
Sadar dengan serba keterbatasan ilmuku
yang sebenarnya belum layak untuk menjadi seorang guru, akupun melanjutkan
pendidikan di Makassar untuk mengambil jurusan bahasa arab selama dua tahun di
lembaga Pendidikan Al Birr, sebuah lembaga pendidikan non formal yang berada di
bawah naungan AMCF yang kantornya berada di Jakarta. Dan sebelum kembali ke
tempat aku mengajar akupun sempat menginjakkan kaki ini ke daerah Indonesia
paling timur yaitu di Irian.kemudian aku kembalike sukabumi untuk bantu2
mengajar di sekolah tersebut.
Namun, berjalan
satu bulan kemudian, aku berangkat lagi
ke Medan Sumatera Utaara untuk melanjutkan sekolah bagian dakwah, di Akademi
Dakwah As Sunnah, sekarang menjadi STAI As Sunnah selama 3 tahun.
Setelah lulus, aku diterima di seolah MAS Sabilul Mukminin
yang beralamat di desa Payaroba, Kota Binjai. Sembari saya mengajar di sekolah
tersebut, akupun sambil melanjutkan kuliah untuk mengambil jurusan pendidikan
di STAIRA Batang Kuis. Aku selesai tahun 2010. aku sempat menjadi guru di
Yayasan Sabilul Mukminin Binjai ini selama 8 tahun. di situ juga aku di berikan
karunia oleh Allah SWT, berupa teman hidup yang selalu menyertaiku dalam suka
maupun duka. Di tambah dengan 2 anak yang imut2, yang insyaAllah akan lahir
yang ketiga berkisar akhir2 bulan feburati 2013.
Mulai
tahun ajaran baru 2012/2013 aku di terima untuk menjadi tenaga pengajar di
sebuah Yayasan yang baru di kota Batam, yaitu Yayasan El Yasin Batam dengan
alamat Tanjung Teritip Bawah RT 06 RW 07 desa Tanjung Uma, Kec. Lubuk Baja. Sampai
sekarang cerita ini aku tulis, aku masih berstatus sebagai seorang guru di
Yayasan ini. Tidak terasa, cita2 yang
aku harapkan semenjak lulus dari sekolah dasar, walaupun harus mengahadapi aral
rintangan yang bermacam2 ternyata bisa kulalui, meskipun pada waktu itu aku
memandang bahwa diriku bagiakan punuk merindukan bulan, walaupun aku juga masih
guru swasta, tapi aku bangga bisa menjadi guru.
Semoga
saja ilmu yang ku ajarkan bisa bermanfaat buatku kususnya an buat orang2 lain
pada umunya, baik dunia dan akhirat.Tapi aku juga masih ingat bahwa itu semua karena atas kehendak Allah SWT kemudian doa kedua orang tuaku. Dan dengan
tulisan ini aku mengajak kepada teman2 yang senasib denganku, tanamkanlah pada
diri sebuah motifasi “ Jangan katakan aku tidak bisa sebelum mencoba; dan
jangan katakan aku menyerah sebelum berusaha “.
wah...menarik sekali pengalamannya, bisa jadi inspirasi...
BalasHapussekalian mo tanya ni, sy sedang cari info ttg Pesantren Sabilul Mukminin Binjai, mas kan uda pernah ngajar di sana. Gimana ?? Rekomended nda ya?? Keponakan sy sekarang uda kelas 6 SD, rencana mau lanjut ke pondok. Kalo ada sekalian info ttg Pondok lain yang sejenis di Sumatera Utara, biar jadi pembanding, info bisa email ke cintiyaaa@yahoo.com, mohon tanggapannya ya, makasi...
maaf mas, mau tanya. pernah kuliah di staira batang kuis toh. udah lulus lama pula. menurut mas gimana kuliah disana. jawab ya mas, kalo boleh. afwan sebelumnya :)
BalasHapus