Garam Batam

Garam Batam

Ini di mulai sehabis liburan sekolah di Batam, aku pulang ke Medan sekalian resend dari Yayasan tersebut.  Setelah sampai  di Medan rasanya aku tak ingin kembali lagi, apalagi di sini banyak tawaran untuk mengajar juga. Dan pengalaman tersebut membuatku ingin banting setir dari pekerjaan yang mulia itu.

Akhirnya aku memutuskan untuk berdagang. Aku ingin mulai dari jualan sarapan pagi. Setelah aku pikir bisnis ini yang  cocok ya di Batam. Karena hampir semua orang-orang  di sini adalah pendatang, pegawai PT, pegawai mall dll; sehingga mereka lebih cenderung memilih sesuatu yang sifatnya instan termasuk makanan.

Pada hari selasa tgl 9 juli jam 07.00 melalui travel Abdullah Binjai aku berangkat ke Pelabuhan Belawan. Perjalanan terasa begitu cepat, tahu-tahu sudah sampai di pintu masuk Pelabuhan Belawan. Itupun karena di kagetkan oleh pertengkaran antara sang sopir dan petugas pelabuhan yang telah menaikkan bordingpas dari harga biasa. Entah sudah ada sosialisasi sebelumnya atau belum, tapi kayaknya belum. Karena kalau sudah di sosialisasikan  pasti para sopir itu juga bisa memakluminya.

Jam 12.00 berangkat dari Pelabuhan Belawan dengan kapal “ Kelut “, hari rabu jam 12.00 tiba di Pelabuhan Sekupang Batam. Saya bingung mau kemana, bermalam dimana. Tapi rupanya Fikri Hamdi  teman lamaku  sudah menunggu untuk menjemputku. Aku langsung di bawa kerumahnya, akhirnya  aku tinggal di rumahnya sampai habis lebaran  atau sampai dapat rumah kontrakan untuk anak dan istriku nanti.

Di tengah-tengah kunjunganku ke teman-teman , mereka mengatakan bahwa aku sudah termakan  Garam Batam. Mitosnya, kalau orang luar yang sudah terkena Garam Batam maka mereka pasti akan tertarik kembali lagi ke Batam. Dalam benakku “ ah, ini kan Cuma mitos.” Tapi kayaknya betul juga ya ? yang awalnya saya tidak ingin kembali lagi akhirnya aku sampai juga ke Batam lagi hihihi “ I love Batam “.