Bersepeda
Bersepeda adalah
olahraga yang luar biasa. Bahkan ia
dapat meningkatkan kesehatan, menjernihkan pikiran dan menyenangkan. Bagi saya sepeda
bukan hanya sekedar alat olahraga untuk kebugaran tapi lebih dari itu, dia
merupakan alat transportasi yang mendekatkan jarak jauh menjadi dekat, yang dekat
semakin dekat. Mengefisienkan waktu yang lama menjadi cepat, yang cepat lebih
cepat lagi. Ini kususnya bagi orang seperti saya yang lahir di sebuah
perkampungan jauh dari perkotaan. Alat transportasi yang banyak adalah sepeda.
Berangkat sekolah, kerja, silaturahmi, atau sekedar main-main sesama teman
selalu bersepeda. Setelah saya tinggal di kota tepatnya kota Salatiga maka
semua menjadi berubah. Yang tadinya sepeda menjadi alat tranfortasi sekarang
sepeda berubah menjadi sebuah hoby, karena motor, angkutan kota, maupun alat
transportasi yang lain sudah banyak.
Saya suka mengoleksi sepeda. Sepeda pertama adalah sepeda unta yang saya beli dengan harga
Rp 28.000 ( dua puluh delapan ribu rupiah ). saya juga punya sepeda BMX, sepeda
mini, federal, bahkan sepeda balap. Semua itu saya beli dari hasil usaha
sewaktu menjadi kuli bangunan.
Di sini saya punya cerita, kususnya dengan sepeda balap saya itu.
Karena memang hobi bersepeda maka sewaktu saya pindah ke kota jarang saya bisa
menyalurkan hobi itu. Apalagi kalau lihat ada orang yang bersepeda lengkap
dengan atributnya. Rasanya mulut ini mau ngiler hehehe....
Pada suatu hari saya sengaja libur kerja hanya untuk bersepeda. Niat
saya sudah bulat yaitu berkeliling antar kota, start mulai dari kota salatiga,
boyolali, klaten, jogja, magelang, kopeng, kemudian balik lagi ke salatiga.
Sebenarnya rencana awal akan saya habiskan selama dua hari satu malam, planing
mau bermalam di daerah magelang tapi itu semua tidak jadi.
Baiklah mari cerita kita mulai dari awal yaitu dari kota salatiga.
Persiapan yang saya butuhkan sebelum berangkat adalah Cuma kunci-kunci sepeda
jika ada yang rusak dan sedikit uang untuk jaga-jaga kalau ada yang perlu di
ganti atau untuk mengisi perut di jalan atau untuk keperluan lain. Setelah
persiapan benar-benar matang ( matang menurut saya hehehe.... bukan persiapan
matangnya para penyepeda ulung seperti Dede Demet Barry, Michael Barry, Shannon
Sovndal, dll) maka jam 06.30 pagi saya mulai start.
Setelah melewati daerah Tengaran, Sruwen,Ampel, kemudian sampai di
Boyolali rem sepeda mengalami kendala. Akhirnya saya perbaiki sendiri. Hanya
butuh waktu 10 menit kemudian perjalanan saya lanjutkan ke arah klaten.
Di Klaten saya sempat mampir dulu di Candi Prambanan. Sambil istirahat
dan menikmati pemandangan,jalan-jalan, serta melihat souvenir-souvenir yang di
jual dan tertata rapi.waktu itu jam masih menunjukkan pukul 10.30 pagi. Rencana
saya akan sholat dhuhur di daerah Jogja. Maka jam 11.30 saya mulai strat menuju
Jogja.
Saya mengayuh sepeda dengan semangat juang 45. Tidak peduli lagi
dengan kanan dan kiri apalagi rambu-rambu lalu lintas. Setelah kurang lebih
seperempat jam saya berjalan tiba-tiba terdengar suara bunyi klakson
berkali-kali “ then then then then “. Seperti yang sudah saya katakan tadi
bahwa semangat saya mengayuh sepeda adalah semangat juang 45. Karena suara
klakson tersebut tidak saya pedulikan ternyata itu mobil polisi yang memberi
peringatan kepada saya agar mengambi jalur kusus untuk sepeda. Setelah itu saya
baru tunduk mengambil jalur kusus itu hehehe.....” untung tidak kena tilang”kata
hati .
Setelah masuk daerah Jogja waktu sudah jam 12.30 saya istirahat
sholat dan makan. Kemudian perjalanan saya lanjutkan mengambil jalur ke arah magelang.
Rencana awal saya mau bermalam di sini dan paginya mau jalan-jaan di borobudur.
Tapi karena sampai di magelang baru jam 03.30 maka saya langsung mengambi jalan
pintas lewat Tegal Rejo mengarah ke Salatiga lewatjalur Kopeng.
Jalur ini adalah jalur yang menanjak, karena Kopeng adalah daerah
lereng gunung merbabu. Baru 100 meter
saya mengayuh sepeda saya sudah ngos-ngosan, istirahatnya paling tidak butuh
waktu seperempat jam. Karena jarak yang harus di tempuh masih sekitar 50
km,saya tidak mau ambil pusing. Saya stop mobil sepeda naik diatas saya bisa
istirahat sampai di Kopeng ( Amaaaan ).
Jam 09.00 malam start dari Kopeng ke Salatiga saya naik sepeda
lagi. Karena jalurnya menurun maka saya tinggal memainkan rem saja.
Akhirnya sampai di Salatiga kembali jam
10.15 malam. Capek rasanya tapi kenangannya sangat mengasyikkan. Ada pesan saya
kepada para pembaca yang suka hobi bersepeda, silahkan patuhi rambu-rambu lalu
lintas biar tidak kena marah bapak polisi seperti saya hehehe. Kemudian lakukan
pemanasan dengan bersepeda kecil-kecilan sebelum menempuh jarak ratusan kilometer;
Karena ( maaf ) alat fital saya mati rasa selama seminggu karena tidak adanya
latihan pemanasan sebelumnya. Kalau ingin bersepeda menempuh jarak jauh
lengkapilah atribut bersepeda anda mulai dari sepatu sampai helmnya. Santai
saja waktu mengayuh sepeda karena bersepeda tujuanya adalah untuk kesehatan dan
refreshing kecuali kalau anda sedang balapan.
Naahh sekarang buktikan.
jadi keinget sepeda saya juga.. Semenjak ke Jakarta saya gak bisa lagi bersepda bareng teman lagi kaya di Lampung kemaren..
BalasHapusjadi ikut keinget memori bertualang masuk2 kebun karet bareng temen saya abis baca ini...
Salam dari anak KOSKAS Chapter Lampung :D
Salam balik, kapan ada planing naik sepeda dari lampung ke Jakarta kayaknya asyik juga tu... =D
HapusDulu pernah mas mau ke Jakarta dari lampung naek sepeda, cuma diurungkan karena jaraknya yang lumayan, bisa-bisa betis meledak hahahaha...
Hapusia, omong-omong bagaimana supaya komentar saya ini ada notifikasi waktu ada balasan ya??
kayaknya settingan templet perlu di atur tu mas
Hapus