Selasa, 07 Mei 2013

INILAH SAHABATKU


Jangan Tinggalkan Kami


Dengan kehadiranmu semua menjadi berubah, kamulah  yang membangkitkan kami  setelah kami loyo, kamulah  yang membangunkan kami dari  tidur  yang berkepanjangan. Kamulah  yang mendobrak kami dari  ketidak berdayaan. kamulah yang menginspirasi kami untuk mewujudkan mimpi-mimpi kami. Kawan, kamulah yang selalu bisa melakukan sesuatu yang kami tidak bisa melakukannya.

Teman – teman  sangat senang ,  gembira  bersamamu. Kawan, dirimu telah menyatu dalam diri kami, kita selalu bersama. Sedih, menangis, tersenyum, tertawa,  bekerja, olahraga,  sholat ,  makan, tidur, semua kita bersama. Ya, bersama sahabat-sahabatmu.

          Aku yakin kawan, perasaan itu juga di rasakan oleh murid-muridmu. Kedekatanmu dengan mereka, sebagai  pengganti obat kerinduan  terhadap orang tua mereka. kamu ibarat bapak sekaligus menjadi abang-buat mereka. Mengajari , membimbing , menasehati , memperhatikan mereka. Bahkan kedekatanmu dengan mereka bisa kami katakan melebihi kedekatan mereka dengan orang tuanya.

Kawan, kami sadar kamu masih muda. Langkahmu masih panjang,  Tapi ingat , rasanya hati ini berat jika kamu harus meninggalkan kami. Rencana untuk menggapai mimpi-mimpimu sungguh mengagetkan hati kami. Kami hanya bisa meng - andai-andai, jika mimpi-mimpimu itu ada di sekitar kami, Sehingga kamu tidak harus pergi jauh meninggalkan kami. Kami juga yakin jika murid-muridmu mendengar akan kepergianmu, mereka pasti akan sedih dan menangis. Mereka akan kehilangan sosok seorang bapak, abang, pembimbing,  bahkan orang yang telah melekat dalam jiwa mereka.


Kawan, kamu pernah berkata “ sahabat itu adalah air, meskipun emas lebih berharga dari air, tapi faktanya manusia lebih membutuhkan air dari pada emas”.  kamu telah membuktikan ucapanmu kepada kami kawan;  bahwa kebutuhan kami kepadamu sebagai  seorang sahabat  lebih besar di banding kebutuhan kami dengan emas yang mahal . Sungguh  kami membutuhkanmu,  bukan emas itu.

Walaupun begitu,  kami juga tidak kuasa untuk membendung  keinginanmu dalam menggapai mimpi-mimpi , karena hasrat itu bagaikan air. Jika  jalan yang satu di tutup,  ia akan mengalir melalui jalan yang lain. Maka, Tiada kata yang bisa kami ucapkan untuk mengiringi langkahmu, kecuali seuntai doa “ Semoga engkau berhasil mewujudkan mimpi-mimpi itu “.

Selamat jalan kawan, selamat tinggal Iwan Halim, semoga kamu bisa tersenyum di sana lalu  bersyukur kepada Allah.

“Tulisan ini diikut sertakan dalam GA “Siapa Sahabatmu?” pada blog senyumsyukurbahagia.blogspot.com, hidup bahagia dengan Senyum dan Syukur”

4 komentar: