Aku malu pada orang
tuaku
Kawan, aku adalah anak ke dua
dari 5 bersaudara. Sudah berkisar 17 tahun yang lalu aku pergi dari rumah.
Walaupun aku pernah pulang, tapi itupun baru dua kali. Memang semenjak
kepergianku dari rumah, hubunganku dengan orang tuaku tidak pernah putus.
Bahkan sampai saat ku tulis artikel kecil ini, hubunganku dengan mereka
baik-baik saja.
Di rumah, mereka tinggal bersama
2 orang adikku dan kakakku, Merekalah yang selalu rajin membantu orang tuaku,
terima kasih kakak-kakak dan adikku. Sementara adikku yang satu lagi dia juga
pergi demi masa depannya ke kalimantan.
Sebagai orang tua, pasti
terbersit dalam hati mereka, semoga kelak anak-anakku bisa menjadi anak – anak
yang baik, tahu balas budi atas jasa-jasanya yang telah mereka kerahkan selama ini. Walaupun itu
tidak pernah mereka ungkapkan pada kami
sebagai anak-anak mereka, tapi Itu adalah hal yang wajar mengingat mereka
semakin lama semakin tua, tenaga dan pikirannyapun semakin lemah.
Sebagai anak, sayapun juga
berkeinginan untuk bisa membahagiakan mereka. Semakin tua seharusnya mereka
bisa menikmati hari-hari mereka, tidak lagi di sibukkan dengan pahit getirnya
mencari makan, merasakan panasnya sinar matahari di waktu siang , dan dinginya angin di malam
hari. Seharusnya aku bersama dengan mereka, mumpung mereka masih hidup. Berapa banyak
di antara teman2 ku yang sudah tidak memiliki kedua orang tua, karena mereka
telah tiada.
Sekarang saya sudah berkeluarga, dan punya 2 anak.
Sebagai orang tua, saya juga bisa merasakan bagaimana pengorbanan orang tuaku
sewaktu aku kecil. Mereka rela kelaparan
dan kehausan demi anaknya, rela kedinginan maupun kepanasan demi
anaknya, lelah dan capek mereka hiraukan demi anaknya, semua kesulitan dan
kesusahan mereka rasakan demi kebahagiaan anaknya.
Sudah sewajarnya seorang anak
yang sudah dewasa, membalas budi baik mereka selama ini. Tapi itu semua masih
sebatas dalam angan-anganku saja. Karena sampai sekarangpun merekalah yang masih selalu perhatian
kepadaku, bahkan kepada keluargaku.
Bapak, Ibu, saya juga bisa
merasakan bagaiaman rasa kangennya dirimu padaku dan keluargaku, seperti itu
juga kangennya diriku dan keluargaku padamu. Uang yang sedikit-sedikit aku kumpulkan
tak juga terkumpul untuk bekal mengunjungimu.
Bapak,Ibu, maafkan aku karena aku
selalu merepotkanmu. Sebenarnya aku malu padamu, aku malu pada orang tuaku,
karena aku belum bisa membahagiakanmu. Aku tidak tau kapan itu bisa terwujud.
Sementara aku juga di tuntut untuk bisa membahagiakan anak-anak dan istriku.
Sehari –hari aku hanya bisa berdoa kepada Allah untuk kebahagiaanmu wahai orang
tuaku.
bahagiakan dengan berusaha semaksimal mungkin apa yang kita bisa lakukan buat mereka. :)
BalasHapusmakasih mbak, insyaAllah saya tetap akan berusaha
HapusMelihat kita bahagia bersama keluarga kecil kita, itusudah membuat ortu kita bahagia kok mas.... jadi jangan terlalu dipikirkan kalau kita merasa belum bisa membahagiakan ortu. yg pentng kita sudah berusaha :).
BalasHapusmakasih mbak motifasinya.....
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusJenguklah mereka selagi sempat pak :)
BalasHapusSmoga Allah memudahkan urusan bapak & keluarga, aamiin..
Insya Allah Buk, saya tetap akan berusaha untuk silaturohmi kepada mereka berdua, dan doa kami sekeluarga juga tidak pernah terputus untuk mereka.
HapusTerimakasih sarannya