KECOPETAN
Terinspirasi dengan tulisannya Mbak Ririe Khayan dalam Kidung Kinanti
yang berjudul " Kecopetan ( my lovely ) netbook" , maka di sini saya juga ingin berbagi cerita tentang
pengalaman saya di Terminal Pulogadung , Jakarta Timur ketika naik mini bus
jurusan Tanjung priok - Pulo gadung.
Waktu itu,
saya tiba di Terminal Pulogadung Jakarta Timur, jam 08.00 pagi. Dari Kampung
Karang Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, saya naik bis dari Terminal Salatiga,
saya lupa nama bisnya. Karena saya ingin pergi ke rumah teman di daerah Cakung,
saya langsung naik minibus jurusan Pulogadung – T.priok.
Di dalam
bus ternyata sudah ada beberapa penumpang, sekitar 4 orang jumlahnya, duduk di
kursi belakang dan semua laki-laki
tanggung. Saya langsung duduk di kursi depan mereka. Sebenarnya dalam hati saya, terbersit firasat yang gak enak, dan saya langsung pasang niat, jika terjadi
hal2 yang gak di inginkan maka akan saya lawan semampu saya, waktu itu. Saya juga sudah
siap dengan segala resiko hehehe
Beberapa
menit kemudian, penumpang semakin banyak. Saya perhatikan empat lajang tanggung
di belakang saya malah turun. Bis pun penuh dengan penumpang. Setelah bis mulai
merangkak mau keluar terminal, dari depan terdengar suara seseorang membentak “
Diam Semua “, semua penumpangpun kaget termasuk saya, rupanya yang bicara itu
orang –orang yang tadinya duduk di belakang saya. Dia sedang mengambil paksa
dompet penumpang yang duduk di depan. Kemudian langsung lompat keluar dan lari.
Dalam hati,
selain saya merasa kasian sama orang yang di jambret tadi, saya juga merasa ber syukur. saya berkata,” kenapa kok nggak saya saja sedari
tadi mereka kerjain, kan lebih aman, karena saya masih sendiri sementara mereka
berempat “. Di situ juga langsung saya jawab : “ oooooo rupanya incaran para
pencopet dan penjambret itu adalah orang –orang yang bertampang kaya, ada hasilnya
“. Jadi, tampang saya tampang miskin ? .... Ya... memang miskin hehehee, atau
tampang saya yang menakutkan ?..... hahahahaa
Di jalanan,mereka
juga tidak sembarangan. Mereka itu pandai membaca aura orang yang berlalu
lalang. Kok tahu ? hehehe .....
ngomong-ngomong saya dulu juga penjual asongan selama tiga tahun,mulai dari Terminal
Boyolali, Ampel, Sruwen, Pom bensin Karang duren, Pos Tingkir, Terminal
Salatiga, Terminal Bawen sampai Terminal Semarang, itulah daerah jualan saya. Pindah
dari terminal yang satu ke terminal yang lain, dari lampu merah yang satu ke
lampu merah yang lain. Bahkan, pernah suatu hari mau di copet nggak jadi karena
kenal muka tak kenal nama. Setiap hari itulah yanag mereka hadapi. Mana yang
kira-kira bisa di kerjain dan mana yang tidak, mereka sangat faham itu.
Ingat dengan
peristiwa yang dialami Mbak Ririe, selain ikut merasakan kehilangan maka
nasehat sabar , itu adalah kata2 yang bisa saya ucapkan. Berarti juga Mbak Ririe
adalah memang orang kaya yang selalu di jadikan incaran bagi pencopet dan
penjambret. Hati2 Mbak kalo bepergian, biar gak kena lagi.....amiin.
hmm.. analisis yg bagus.. jadi korban pencopetan itu bisa diindikasikan sebagai orang kaya ya?...
BalasHapusjadi seharsunya reaksinya.. Alhamdulillah udah kecopetan.
Hahahahaha......... gak juga lah mas, hati2 aja di jalanan, biar gak kecopetan. ngomong2 kok blog mas ichang masih kosong, kapan di isi mas...
HapusTerima kasiiih, InsyaAllah akan selalu berhati-hati dimanapun berada.
BalasHapusbaru tahu jika salah satu postingan saya diberi kesempatan tayang di sini.