Maunya irit-irit
Awalnya kami
mulai dari kehidupan yang bergantung dari makan gaji bulanan kepada usahamandiri.
Dulu sewaktu masih aktif mengajar, input maupun output sudah bisa di prediksi. Kalau gaji sekian,
apa yang harus di beli dalam sebulan sudah di rencanakan diawal, bahkan belum
turun gaji juga sudah ada rencana-rencana untuk belanja ini dan itu. Makanya,
tiba tanggal muda semua bisa senyum. Mall, mini market, toko-toko, sampai
pemilik warung kecil2an ikut ramai kami kunjungi. Singkat cerita, Uang di kantong
langsung ludes tinggal beberapa lembar, untuk sesuatu yang tak terduga di hari2 mendatang. Begitulah gambaran
kehidupan kami ketika itu.
Sekarang
kami harus mulai kehidupan yang baru dengan mandiri. Keadaan ini memaksa kami
untuk menerapkan prinsip “ kita harus
irit “. Apalagi sekarang sudah tidak ada gaji bulanan lagi. Kebutuhan sehari-hari,
mulai dari makan, belanja sayur, jajan anak, sewa rumah, pulsa listrik, air dll
dari usaha mandiri. Orang bilang “ ora
obah ora mangan “ yang artinya tidak usaha berarti tidak makan, sehari tidak
jualan rasanya ada yang hilang dari kami.
Penghasilan
tidak tetap membuat kami harus hemat,
irit, mesti tidak boleh pelit; Karena usaha yang masih merintis belum tentu mendapat
untung, bisa inpass itu sudah termasuk
keuntungan buat kami. Begitu juga
sesekali kami masih bisa mengajak
keluarga jalan-jalan kepantai atau tempat
- tempat rekreasi atau memberi
jatah uang jajan untuk anak-anak.
Kenangan
yang paling berkesan buat kami adalah di
hari selasa tanggal 31 desember 2013 kemarin.
Uang yang kami irit-irit di gondol maling karena berhasil membuka pintu
jendela kamar kami, dompet dan tas kulit kenang-kenangan dari medan di bawa
kabur, kamera digital yang biasa kami pakai narsis juga di sikatnya. E-KTP
dalam dompet tidakdi kembalikan juga. Setelah kejadian itu, kami hanya bisa
ngelus-elus dada.
Innalillah ... sabar ya, Mas. Semoga diberi gantinya yang lebih bermanfaat :)
BalasHapusTerima kasih sudah ikutan GA Irit tapi bukan pelit. Sudah tercatat sebagai peserta.
Amiinn....
BalasHapusYang sabar ya..
BalasHapusSemua pasti akan ada balasannya..
Semoga sukses GA-nya.
Salam..
Amiin, terimakasih kunjungannya semoga bukan kunjungan yang terakhir
BalasHapusInnaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun..
BalasHapusSemoga ada hikmah di balik musibah itu :)
Sabar ya ustad..
na'am ust syukron 'ala hadzihi az ziyaroh
HapusYang sabar ya Kakaaakkk >,<
BalasHapusterima kasih kunjungan dan sarannya ya.....
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWaah... yang sabar ya... semoga sukses GAnya...
HapusInna ma'al 'usri yusro
innalillah... yang sabar ya mas... memang ngga mungkin kembali, tapi semoga identitas dirinya dikembalikan kayak KTP
BalasHapuslama ga ngeblog, nih. kangen, tauuu ... :p
BalasHapussabar yaaa, semoga lekas diganti dengan rezeki yang lebih besar. ini ujian kesabaran :')
Setiap kehilangan, tentulah membuahkan hikmah tersendiri bagi kita. Setidaknya membuat kita agar terus bersyukur dan ikhlas. Semoga yang hilang mendapatkan ganti yang lebih barokah dan bermanfaat :)
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi di giveaway irit tapi bukan pelit :)
Salam,
@apikecil
Semoga yg hilang mendapat ganti yang lebih baik...sukses dg GA-nya..
BalasHapus